Keputusan (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
kata sahibu'l-hikayat: ada sebuah negeri di tanah andelas perlembang namanya, Demang Lebar daun nama rajanya, asalnya dari anak cucu raja Sulan; muara tatang nama sungainya.
adapun negeri perlembang itu, palembang yang ada sekarang inilah. maka hulu muara tatang itu ada sebuah sungai, melayu namanya; di dalam sungai itu ada sebuah bukit Siguntang Mahameru namanya.kata sahibu'l-hikayat: ada sebuah negeri di tanah andelas perlembang namanya, Demang Lebar daun nama rajanya, asalnya dari anak cucu raja Sulan; muara tatang nama sungainya.
adapun negeri perlembang itu, palembang yang ada sekarang inilah. maka hulu muara tatang itu ada sebuah sungai, melayu namanya; di dalam sungai itu ada sebuah bukit Siguntang Mahameru namanya.dan ada dua orang perempuan berladang, wan empuk seorang namanya, dan wan Malini seorang namanya; dan keduanya itu berhuma di Bukit Siguntang itu, terlalu luas humanya itu, syah dan terlalu jadi padinya, tidak dapat terkatakan; telah hampirlah masak padi itu.
maka pada suatu malam itu maka dilihat oleh wan empuk dan wan Malini dari rumahnya,di atas Bukit Siguntang itu bernyala-nyala seperti api. maka kata wan empuk dan wan Malini, "cahaya apa gerangan bernyala-nyala itu? takut pula beta melihat dia. "
maka kata wan Malini," jangan kita ingar-ingar, kalau gemala naga besar gerangan itu. "
maka wan empuk dan wan Malini pun diamlah dengan takutnya, lalu keduanya tidur.
sudah hari siang,maka wan empuk dan wan Malini pun bangun keduanya dari tidur, lalu cuci muka. maka kata wan Malini, "marilah kita lihat yang bernyala-nyala kemarin itu."
maka keduanya naik ke atas Bukit Siguntang itu, maka dilihatnya padinya berbuahkan emas dan berdaunkan perak dan batangnya tembaga suasa.
Maka wan empuk dan wan Malini pun heran melihat hal yang demikian itu, maka katanya,"Inilah yang kita lihat kemarin itu".
Maka ia berjalan pula ke Bukit Siguntang itu, maka dilihatnya tanah negara bukit itu menjadi seperti warna emas.
Pada suatu ceritera, datang sekarang pun tanah negara bukit itu seperti warna emas juga rupanya. maka dilihat oleh wan empuk dan wan Malini di atas tanah yang menjadi emas itu tiga orang manusia laki-laki muda, baik permukaan;yang seorang itu memakai pakaian kerajaan, keinderaannya sapi putih seperti perak rupanya dan yang dua orang itu berdiri di sisinya, seorang memegang pedang kerajaan, seorang memegang tombak.
Maka wan empuk dan wan malinipun heran tercengang-cengang sjahdan dengan takjubnya ia melihat rupa orang muda itu; terlalu amat baik parasnya dan sikapnya, dan pakaiannya pun terlalu indahindah,maka ia pikir pada hatinya, "sebab tiga orang muda inilah gerangan, maka padiku berbuahkan emas dan berdaunkan perak, dan tanah bukit ini pun menjadi seperti warna emas ini."
maka wan empuk dan wan Malini pun bertanya kepada orang muda tiga orang itu: "siapakah tuan-hamba ini, dan dari mana datang tuan hamba ini? dan anak jin atau anak perikah tuan hamba ini?karena berapa lama sudah kami di sini tiada kami melihat seorang pun manusia datang ke mari ini; barulah pada hari ini kami melihat tuan hamba kemari ini ".
maka menyahut seorang di dalam tiga itu:" adapun nama kami dan bangsa kami bukan dari bangsa jin dan peri. bahwa kami ini, bangsa manusia; asal kami dari anak cucu raja iskandar dzu'l-Karnain,nisab kami dari raja nusirwan raja masyrik dan maghrib, dan pancar kami dari raja sulaiman'alaihi's-salam dan nama raja ini bicitram syah, dan nama seorang ini nila pahlawan, dan yang seorang ini karna pandita; dan pedang kami ini curik semandang kini namanya, dan lembing kami ini lembuara namanya, yang satu ini cap kayu kempa namanya,dan ketika memberi surat pada raja-raja cap inilah dicap ".
maka kata wan empuk dan wan Malini," jikalau tuan hamba dari anak cucu raja iskandar, apa sebabnya maka tuan-hamba kemari? "
maka oleh nila pahlawan segala hikayat raja iskandar beristrikan anak raja kida hindi, dan peri raja suran masuk ke dalam laut itu semuanya dihikayatkannya pada wan empuk dan wan Malini.
maka kata wan empuk dan wan Malini, "apa alamatnya kata tuan hamba ini?"
maka sahut mereka, "mahkota inilah alamatnya, tanda hamba anak cucu raja iskandar. hai embok, jika tuan hamba tidak percaya akan kata hamba ini, itulah tandanya oleh hamba jatuh kemari, maka padi embok berbuahkan emas berdaunkan perak berbatangkan tembaga suasa, dan tanah negara bukit ini menjadi seperti warna emas. "
maka wan empuk dan wan Malini pun percayalah akan kata orang muda itu, maka ia pun terlalu sukacita, maka anak raja itu pun dibawanya kembali ke rumahnya. maka beliau pun naiklah ke atas keinderaan baginda lembu putih itu. maka padinya pun dituainya oleh wan empuk dan wan Malini, maka kedua mereka itu pun kayalah sebab mendapat anak raja itu dinamai oleh wan empuk dan wan Malini sang Suparba.
maka dengan takdir allah ta'ala lembu kenaikan baginda itu pun muntahkan buih, maka keluarlah dari buih itu seorang manusia laki-laki namai bat dan destarnya terlalu besar. maka bat berdiri memuji sang Suparba, maka bunyi pujinya itu serba jenis kata yang mulia sjahdan maka raja itu digelarnya oleh bat sang Suparba taramberi teribuana.
Sedang diterjemahkan, sila tunggu..